Gubsu Respon Liputan SMSI Taput Tentang Jebolnya Bendungan Siborgung Tarutung

inimedan. com. -Tarutung.
Teks Gambar :  Puluhan jurnalis media siber saat investigasi tanggul Aek Siborgung yang jebol. ( dok/leonardo)
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi merespon aspirasi masyarakat desa Parbubu Tarutung, terkait jebolnya tanggul/bendungan Aek (sungai) Siborgung di Desa Parbubu 1, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara.Sebelumnya, di penghujung tahun 2021 lalu sejumlah jurnalis yang tergabung dalam wadah SMSI ( Serikat Media Siber Indonesia ) Taput telah turun menginvestigasi ke lokasi dan ramai-ramai memberitakan masalah tersebut, termasuk media online inimedan. com.
 Untuk pemulihan tanggul jebol itu, Pemprov Sumut telah menampung anggaran sebesar Rp 4,5 miliar sebagaimana dilansir media online.
 Sementara itu Plt. Kepala Dinas SDA-CKTR  Sumut Muhammad Haidul, Selasa ( 11/1/2022) menjelaskan, Sungai Aek Siborgung  di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara memang merupakan kewenangan pemerintah provinsi Sumatera Utara,  yakni berada dibawah wilayah kerja UPT PI  Sibundong-Batang Toru pada Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang  Sumatera Utara.
“Saat ini sungai tersebut berpindah jalur,  akibat bencana alam banjir yang mengakibatkan tanggul putus/jebol,  sehingga berdampak terjadinya kekeringan pada daerah irigasi Siborgung mencakup seluas 300 ha persawahan penduduk.Tetapi, irigasi itu  merupakan irigasi kewenangan Kabupaten Tapanuli Utara,”kata Haidul.
Dia juga menjelaskan, untuk menanggulangi sungai tersebut, UPT  PI Sibundong-Batang Toru sebelumnya telah mengusulkan kepada pihak terkait penanggulangan sungai dengan surat permohonan bernomor 602.1/693/PI-SBT/2020 tanggal 5 November 2020, dan dipertegas surat Bupati Tapanuli Utara no. 362/4144/1-3.2/XI/2020 tanggal 4 Desember 2020. “Mendengar dan memperhatikan kondisi petani di sekitar Aek Siborgung, Pak Gubsu  menyambut baik rencana penanggulangan tanggul sungai Aek Siborgung. Ini juga termasuk menyikapi pemberitaan dari puluhan media yang melakukan penelusuran ke lokasi dimaksud. Selanjutnya pemerintah provinsi Sumatera Utara  telah memasukkan dalam rencana kerja pemerintah provinsi Sumatera Utara TA  2022 dengan pagu anggaran sebesar 4,5 miliar rupiah,”ungkap Haidul.  “Saat ini sungai tersebut berpindah jalur,  akibat bencana alam banjir yang mengakibatkan tanggul putus/jebol,  sehingga berdampak terjadinya kekeringan pada daerah irigasi Siborgung; seluas 300 ha. Tetapi, irigasi itu  merupakan irigasi kewenangan Kabupaten Tapanuli Utara,”sebut Haidul.
Kondisi Aek Siborgung telah menyita perhatian sejumlah pihak baik Bupati Taput Nikson Nababan, anggota DPRD-SU dan kalangan pers. Pada penghujung tahun 2021, sebanyak 25 jurnalis yang bergabung di Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Tapanuli Utara di pimpin ketuanya Jan Piter Simorangkir melakukan investigasi jurnalistik ke lokasi.
Aksi 25 jurnalis ini juga mendapat perhatian serius dari Ketua SMSI Sumut Zulfikar Tanjung dan Sekretaris Eris Julietta Napitupulu yang langsung menghubungkan informasi itu dan  berkomunikasi dengan Gubsu Edy Rahmayadi dan Plt. Kadis SDA-CKTR Muhammad Haidul, di Medan. Hasil penelusuran SMSI Taput ke lokasi bahwa selama tiga tahun terakhir, sejak jebolnya  tanggul tak kunjung diperbaiki dan  telah mengakibatkan seluas 300 hektar lahan persawahan warga mengalami kekeringan, berdampak pada kesusahan hidup warga sekitar.
“Tiga tahun jebolnya bendungan Aek Siborgung mengakibatkan areal persawahan warga mengalami kekeringan dan telah memutus aliran irigasi untuk kurang lebih 300 ha persawahan di Desa Parbubu 1, Parbubu 2 dan Hutapea Banuarea. Ini merupakan problema serius yang harus segera disikapi Pemprovsu,”kata Jan Piter Simorangkir ketika itu, yang juga diamini penasehat SMSI Taput Leonardo Ts Simanjuntak dan Martua Situmorang.
Dilaporkan, kondisi lahan tanpa air, memaksa masyarakat untuk beralih ke pertanian lahan kering menggantikan pertanian padi untuk menopang hidup warga tiga desa.  Fakta lainnya, sebagian besar petani, justru membiarkan lahannya terbengkalai ( tarulang ),karena selama ini lahan mereka hanya produktif bila digunakan sebagai persawahan padi.
Terpisah,Kepala Desa Parbubu I Kecamatan  Ridwan Lumbantobing mengapresiasi perhatian Gubsu terhadap pemulihan Aek Siborgung. Ia juga tak luput mengucapkan terimakasih kepada SMSI Taput yang peduli terhadap permasalahan petani.
“Wajar kami sampaikan terimakasih kepada pak Gubernur, kiranya dengan segera  Aek Siborgung tahun ini dipulihkan dan masyarakat petani segera memulai aktifitas pertanian di  areal tersebut seperti sedia kala,”ucapnya.
Hal yang sama juga disampaikan Kepala Desa Parbubu II  Tarutung Sahala Lumbantobing. “Terimakasih Pak Gubsu dan semua pihak yang telah memberikan perhatian ke lokasi tersebut,”ucapnya. Kondisi Aek Siborgung telah menyita perhatian sejumlah pihak baik Bupati Taput Nikson Nababan, sejumlah anggota DPRD-SU dan Pers. Pada penghujung tahun 2021, sebanyak 25 jurnalis yang bergabung di Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Tapanuli Utara di pimpin ketuanya Jan Piter Simorangkir melakukan investigasi jurnalistik ke lokasi.
Aksi 25 jurnalis ini juga mendapat perhatian serius dari Ketua SMSI Sumut Zulfikar Tanjung dan Sekretaris Eris Julietta Napitupulu yang langsung menyambungkan informasi itu dan  berkomunikasi dengan Gubsu Edy Rahmayadi dan Plt. Kadis SDA-CKTR Muhammad Haidul, di Medan.
Hasil penelusuran SMSI Taput ke lokasi bahwa selama tiga tahun terakhir, sejak jebolnya  tanggul tak kunjung diperbaiki dan  telah mengakibatkan seluas 300 hektar lahan persawahan warga mengalami kekeringan.
“Tiga tahun jebolnya bendungan Aek Siborgung mengakibatkan areal persawahan warga mengalami kekeringan dan telah memutus aliran irigasi untuk kurang lebih 300 ha persawahan di Desa Parbubu 1, Parbubu 2 dan Hutapea Banuarea. Ini merupakan problematik serius yang harus segera disikapi Pemprovsu,”kata Ketua SMSI Taput Jan Piter Simorangkir ketika itu.
Dilaporkan, kondisi lahan tanpa air, memaksa masyarakat untuk beralih ke pertanian lahan kering menggantikan pertanian padi yang menopang hidup warga tiga desa.  Potret lainnya, sebagian besar petani, justru membiarkan lahannya terbengkalai, karena selama ini lahan mereka hanya produktif bila digunakan sebagai persawahan padi.
Kepala Desa Parbubu I Kecamatan  Ridwan Lumbantobing mengapresiasi perhatian Gubsu terhadap pemulihan Aek Siborgung. Ia juga tak luput mengucapkan terimakasih kepada SMSI Taput.
“Wajar kita berterimakasih kepada pak Gubsu Edy Rahmayadi, kiranya dengan segera dipulihkannya Aek Siborgung tahun ini, masyarakat petani disana segera memulai aktifitas pertanian di atas areal tersebut, seperti sedia kala,”ucapnya.
Hal yang sama  disampaikan Kepala Desa Parbubu II  Tarutung Sahala Lumbantobing. “Terimakasih Pak Gubsu dan semua pihak yang telah memberikan perhatian ke lokasi tersebut,”ucapnya. *leonardo#

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *