Inimedan.com-Medan.
Atlet angkat besi Sumatera Utara terus berjuang di tengah keterbatasan yang dihadapi. Pasalnya, jelang pelaksanaan PON XXI/Aceh-Sumut tahun 2024, angkat besi Sumut masih berkutat dengan sejumlah masalah dan kendala yang itu-itu saja.
Hal tersebut terungkap dari ucapan Pelatih Angkat Besi Pelatda PON Sumut, Supeni kepada awak media dan sejumlah perwakilan dari Dispora Sumut yang dipimpin Arma Winarti Hasibuan, saat meninjau langsung arena latihan pelatda di GOR PABSI, Helvetia, Deli Serdang pada Selasa (25/08/2024).
Supeni menyadari target 1 emas yang diberikan kepada mereka tidak sebanding dengan kebutuhan dan keperluan atlet. Mulai dari gizi, suplemen, sampai kepada sarana dan prasarana.
“Karena sampai saat ini pengajuan kami belum terpenuhi. Tentu kami juga tidak bisa salahkan keadaan. Saya ingin atlet saya tetap percaya diri dan termotivasi meski banyak kendala, tapi bila diizinkan kebutuhan dan keperluan atlet dipenuhi itu bisa mendongkrak prestasi,“ ujar Supeni.
Supeni mulai merinci sejumlah kendala dihadapi. Paling utama tentu gizi dan suplemen atlet. Keduanya belum tercukupi.
“Kalau lah gizi diperbaiki sesuai standar nasional, tentu suplemen tidak jadi suatu kebutuhan. Suplemen paling untuk menutup kurangnya saja. Tapi ini duanya kurang jadi tidak balance, “ jelasnya.
Belum lagi masalah alat, lanjut Supeni, pihaknya sampai memutar otak agar para atlet bisa melahap semua program latihan. Keterbatasan alat sangat mempengaruhi, karena para atlet dipaksa antre menunggu giliran memakai alat.
“Angkatan anak-anak naik terus. Sementara alat habis (tidak ada alat yang lebih tinggi). Misalnya 1 orang angkatannya 170 kg, sedangkan alat kita ada 2 (190kg kali 2). Tentu sisanya jadi rebutan 7 atlet lainnya. Belum lagi mereka harus antre giliran. Orang keempat antri, sudah dingin lagi (keringat hilang),“ beber Supeni.
Saat ini, memang ada 8 atlet yang berlatih di Medan dari total 13 atlet Pelatda PON Sumut (8 putra dan 5 putri). Sisanya berlatih di Tebing-Sergai dan PPLP Sumut (2 orang). Ada 13 sesi latihan dalam seminggu.
“Karena di sini tidak mencukupi. Jadi diberi dispensasi latihan di daerah. Alat bisa dicover di sana. Di PPLP di bawah pengawasan saya, karena di sana ada pelatih. Tapi sekali dua tiga minggu wajib latihan Medan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Supeni pun mensiasati sejumlah kendala yang ada. Misalnya durasi latihan jadi lebih panjang. “Untuk 2-3 program bisanya sampai 4 jam, jadi lebih sejam,” tambahnya.
Progres dialami atlet meski berlatih dengan sejumlah keadaan. Berkaca hasil pra kualifikasi dan kejurnas senior, posisi atletnya 80 persen berada di tiga besar. Satu hal yang patut dia syukuri.
Meski demikian, Supeni hanya berani bicara medali perunggu di PON XXI/2024 Aceh-Sumut nanti, setidaknya untuk saat ini. Bahkan ia berharap jumlah atlet pelatda ini masih bertambah mengingat ada 20 nomor yang dipertandingkan tahun depan di Aceh.
“Karena itu tadi, kebutuhan kami belum terpenuhi. Tapi saya pastikan atlet harus tetap jadi fighter. Motivasi tetap harus tinggi. Saya minta setidaknya sarpras dipercepat juga,” ungkapnya.
“Saat ini kita ada 13 atlet Pelatda berjalan ini. Semoga ke depan bisa menambah tujuh atlet lagi karena ada 20 nomor yang dipertandingkan di cabang ini pada PON tahun depan,” pungkasnya.
Berikut 13 atlet angkat besi Pelatda berjalan PON Sumut, antara lain Abdian Bosar Hasibuan (55 kg/Pa), Sukani Satrio (67 kg/Pa), Ilham Taufik (73 kg/Pa), Alfredo Sitorus (81 kg/Pa), dan Ali Rahman (95 kg/Pa).
Lalu Dimas Prasetiyo (102 kg/Pa), M Faridho (109 kg/Pa), Rasis Azazi (109+ kg/Pa), Nuraini (49 kg/Pi), Yolanda Putri (55 kg/Pi), Fara Dilla (64 kg/Pi), Ery Oktavianda (76 kg/Pi), dan Anggi Aulia (81 kg/Pi). *di#