Bupati Soekirman Terima Kunjungan Lapangan KEIN Tahun 2018

Daerah47 Dilihat

Sei Rampah, Inimedan.com
Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) mempunyai potensi yang cukup besar untuk pengembangan tanaman perkebunan karena secara agroklimat memang sangat sesuai untuk budidaya tanaman perkebunan, utamanya tanaman karet dan kelapa sawit.
Dari luar wilayah 190.022 hektar, luas lahan perkebunan berupa HGU perusahaan memiliki porsi yang cukup besar, yaitu mencapai 82.232 hektar, terdiri dari perusahaan negara, perusahaan swasta nasional dan perusahaan swasta asing. Selain itu juga tersebar areal perkebunan rakyat dihampir seluruh wilayah Kabupaten Sergai.
Demikian disampaikan Bupati Sergai Ir. H. Soekirman dalam sambutannya saat menerima kunjungan lapangan dari Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Dr. Ir. Benny Pasaribu, Mec, bertempat di Aula Sultan Serdang Komplek Kantor Bupati di Sei Rampah, Rabu (14/3).
Hadir dalam kesempatan tersebut perwakilan dari Kementrian Perindustrian, Kementrian Perekonomian, perwakilan dari PTPN III, Asisten Ekbangsos Ir. H. Kaharuddin, Kepala OPD, Camat serta para pengusaha perkebunan karet dan masyarakat petani karet dari berbagai daerah se-Sergai.
Lebih lanjut disampaikan Bupati bahwa tanaman karet sudah cukup lama dibudidayakan di daerah ini. Pengetahuan petani pekebun terhadap budidaya tanaman karet saat ini sudah cukup baik. Petani memperoleh pengetahuan dari pembinaan petugas, petani sekitarnya yang sukses serta belajar dari melihat praktek budidaya di perusahaan perkebunan sekitar mereka.
Dikatakan Bupati bahwa karet merupakan tanaman yang bernilai ekonomis tinggi dan dapat menjadi sumber penghasilan harian bagi petani. Dengan interval sadap 2-3 kali per minggu sebenarnya hasil dari getah karet dapat mencukupi kebutuhan petani, jika diimbangi dengan harga karet yang baik ditingkat petani.
Akan tetapi, lanjut Bupati masalah utama komoditas karet saat ini adalah harganya yang rendah. Tingkat harga di petani saat ini hanya Rp. 5.000 sampai dengan Rp. 6.000 per kilogram. Harga yang rendah ini sangat menekan petani yang mengusahakan tanaman karet. Kalau kita ingat, kejatuhan harga karet ini sudah berlangsung selama 4 tahun dan belum tampak adanya harapan akan kembali naik ke tingkat harga sebelumnya stabil di atas Rp. 12.000, kata Bupati.
Karet merupakan komoditas ekspor yang harganya ditentukan oleh pasar internasional. Sebagai pemerintah daerah, kami tidak dapat menentukan harga komoditas karet. Tentunya kami berharap ada solusi dari pemerintah pusat untuk peningkatan harga komoditas karet ini. Besar harapan kami demi peningkatan pendapatan masyarakat khususnya para petani karet karena harga komoditas karet yang rendah menekan tingkat kesejahteraan petani karet, pungkas Bupati.
Sebelumnya Dr. Ir. Benny Pasaribu, Mec, dari KEIN mengemukakan bahwa terkait penurunan harga karet yang cukup drastis ini tentu menjadikan penghasilan masyarakat petani karet juga menurun sekaligus meresahkan mereka. Akan tetapi kami akan melakukan kajian terlebih dahulu serta memerlukan alternatif/ solusi dan meninjau langsung kelapangan dan mendengar aspirasi maupun keluhan dari para petani karet kemudian mengumpulkan data tersebut untuk selanjutnya disampaikan kepada Presiden, ujar Benny Pasaribu. (nur)

Komentar