Gempa Dahsyat Kembali Guncang Tapanuli Utara

Inimedan. com-Taput.
Kawasan Taput diguncang gempa berkekuatan cukup besar pada skala Magnitudo 6.0, Sabtu dini hari (1/10). Warga yang sedang nyenyak tidur dengan aneka mimpi, sontak terkejut oleh guncangan mendadak sekira pukul 02.29 dini hari itu. Suasana panik, seperti biasa saat ada gempa, segera mewarnai hampir setiap pelosok.

Hal itu mengingatkan kembali tragedi gempa tektonik  35 tahun silam (tahun 1987),memporakporandakan banyak bangunan di kawasan ini. Termasuk mengakibatkan bangunan Pasar Harungguan Tarutung ikut ” tiarap” kala itu, berujung pada pemindahan lokasi pasar ke tempat yang sekarang.


Wartawan media ini masih ingat pernyataan Prof AA Katili seorang ahli tentang gempa yang datang ke Tarutung tahun 1987. Kata Katili, dari gambaran peta gempa bumi di wilayah Sumatera, kawasan Taput termasuk berpotensi diguncang gempa meski tidak dalam jangka waktu pendek. ” Diperkirakan sekitar 30 sampai 35 tahun,masih akan terjadi gempa cukup kuat di daerah ini ( Tarutung sekitarnya), ” kata Prof Katili.

Goyangan gempa Sabtu dini hari memang lebih rendah dibanding tahun 1987 yang berkekuatan 6,3 SR. Pada gempa 1987, kota Tarutung berubah menjadi ” kota mati”, setelah ribuan warga ramai-ramai mengungsi ke luar kota. Pengungsian terjadi berhubung ada isu menyebut, Dolok Martimbang dekat jalan Sibolga bakal meletus. Warga pun ketakutan karena menelan isu itu di tengah traumatik yang masih mencengkeram kejiwaan mereka.

Dampak gempa Sabtu (1/10) dini hari seperti juga pada 1987, menyebabkan beragam kerusakan berat ringan pada bangunan rumah, infrastruktur jalan, bahkan korban mengalami luka berat ringan bahkan ada yang meninggal dunia.  Dilansir media online, Sekda Taput Indra Simaremare menyebut data sementara akibat gempa bumi tersebut, tercatat satu orang meninggal dunia, sembilan orang luka, selain menimbulkan terbakarnya 18 kios di Pasar Sarulla Pahae Jae, berakibat sejumlah rumah warga dan fasilitas umum mengalami kerusakan.

“Meski masih dalam proses pendataan lengkap, hingga saat ini dilaporkan satu warga meninggal dunia, sembilan luka, 18 kios hangus terbakar, dan sejumlah rumah warga serta fasilitas umum mengalami kerusakan,” ujar Indra kepada pekerja media, Sabtu (1/10). Dikatakan, tujuh korban luka sedang menjalani perawatan intensif di RSUD Tarutung, sementara dua orang lainnya dirawat di Puskesmas.

Sejumlah rumah penduduk dan fasilitas umum juga dikabarkan mengalami rusak ringan dan berat.  Seperti halnya Gereha HKBP Tarutung Kota yang belum lama siap direnovasi ikut mengalami kerusakan. Begitu juga gereja HKBP Parbaju, Gereja HKI Hutabarat , Gereja di Ranggitgit Parmonangan. Itu pun baru yang diketahui. Sementara rumah yang rusak terhitung cukup banyak di berbagai tempat, begitu juga jalan raya yang rusak seperti kelihatan di jalan Simorangkir arah Sipirok. Di sejumlah titik jalannnya retak menganga, termasuk tembok penahan Aek Sigeaon ikut rusak berat.


Sebelumnya, Pelaksana tugas Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika Daryono mengungkapkan, wilayah Tapanuli Utara telah diguncang gempa tektonik yang memiliki parameter terkini hasil analisis 5,8 magnitudo yang memiliki dampak getaran dan dirasakan oleh penduduk Taput, Sabtu (1/10).

Dalam siaran resmi BMKG, gempa bumi terjadi pada pukul 02.28.41 WIB, Sabtu, 1 Oktober 2022, dengan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,11° LU ; 98,83° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Tapanuli Utara, Sumatera Utara pada kedalaman 10 km.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas  sesar besar Sumatra segmen Renun. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau ‘strike slip’,” paparnya.

Gempa bumi tersebut berdampak dan dirasakan di daerah Tarutung dengan skala intensitas VI MMI (Getaran dirasakan oleh semua penduduk dan semua terkejut dan lari keluar), daerah Sipahutar dengan skala intensitas V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), daerah Singkil dengan skala intensitas IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah),  daerah Tapaktuan dan Gunung Sitoli dengan skala intensitas III MMI Getaran dirasakan nyata dalam rumah.

Hingga pukul 08.30 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 58 kali aktivitas gempa bumi susulan dengan magnitudo terbesar M5,1 dan magnitudo terkecil M2,5. Disebutkan, gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami seperti terjadi di Aceh beberapa waktu lalu.

PASAR SEPI
Tak seperti biasanya, suasana di pekan/ pasar Tarutung pada hari pekan besar Sabtu, tak seramai biasanya. Banyak pedagang yang biasanya memenuhi balairung, terlihat tak seperti biasa. Banyak pedagang yang tak beraktivitas, diduga akibat gempa semalam. Namun di sisi lain, di pusat kota Tarutung tampak ada kesibukan pedagang musiman yang menempati lapak-lapak di sepanjang jalan Sisingamangaraja, terkait perayaan Hari Jadi Taput ke 77 yang jatuh pada 5 Oktober 2022.*le#

Komentar