Inimedan.com
Ratusan tokoh dari berbagai agama di Indonesia melakukan pertemuan di Medan. Gubsu Tengku Erry Nuradi bertemu para tokoh agama yang bernaung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang datang dari seluruh kabupaten,kota,provinsi di tanah air di Rumah Dinas Gubernur Jl.Sudirman 41 Medan.
Tengku Erry Nuradi menegaskan, kerukunan umat beragama merupakan faktor penting untuk mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini. Dengan keberagaman yang dimiliki, harus bisa kita kelola dengan baik agar keharmonisan yang berlangsung selama ini terjaga dari ancaman gesekan dan konflik sosial.
Kenyataannya unsur keagamaan dijadikan sebagai pemicu serentak sasaran konflik, baik tingkat lokal dan nasional maupun internasional. Ini memperihatinkan dan mencemaskan masyarakat Sumut yang majemuk.
”Kita harus menjaga tali persaudaraan, kekeluargaan, kerukunan, perdamaian dan ketentraman serta kebersamaan,” kata Gubernur Tengku Erry Nuradi saat membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda)/Konferensi Nasional Ke-III FKUB se-Indonesia di Rumah Dinas, Minggu (21/5) malam.
Hadir Ketua Asosiasi FKUB se-Indonesia Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet, Ketua FKUB Sumut Maratua Simanjuntak, Kakanwil Kemenag Sumut Tohar Bayoangin, Ketua FKUB kabupaten/kota dan provinsi se-Indonesia, pimpinan SKPD Pemprovsu diantaranya Kadis Perhubungan Anthony Siahaan, Kepala BP2RD Sarmadan Hasibuan, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Aspan Sofyan dan Asisten Ekbang Ibnu Hutomo.
Ditengah tantangan tersebut menurut Erry, FKUB telah memberi sumbangan besar kepada pembangunan karakter bangsa, sebagai wadah bagi umat beragama. Sebagai penganut agama, tentu harus ada keyakinan terhadap ajaran agama sendiri. Tetapi di saat yang sama pula, seseorang harus menghargai dan menghormati penganut agama lain agar masyarakat tidak terjerumus ke jurang pertentangan antar umat beragama.
“Alhamdulillah, Sumatera Utara memiliki keberagaman agama dan suku bangsa dan sebagai negeri berbilang kaum, kerukunan dan keharmonisan kehidupan masyarakat menjadi kebutuhan sekaligus tantangan bagi seluruh pihak untuk bisa mempertahankannya,” sebutnya.
Ibukota provinsi Sumut- Kota Medan misalnya, mencerminkan keberagaman.Ada bangunan masjid, gereja, kuil berukuran besar berdiri megah tanpa ada persoalan yang berarti yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa. “Pantas bila dirinya berharap, provinsi Sumut yang multi etnis bisa dijadikan sebagai contoh kerukuan umat beragama di Indonesia”,ujar Erry.
Ketua Asosiasi FKUB se-Indonesia Ida Pangelingsir menginginkan kerukunan menjadi kebutuhan bagi seluruh warga masyarakat. Banyak kepala daerah yang belum paham makna kerukunan di Indonesia. Karenanya Ida meminta Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi melanjutka rasa dan sikap cinta kasih kepada para tokoh FKUB.
“Saya melihat,ternyata kerukunan di sini (Sumut-red) seperti sebuah kebutuhan bersama. Dan provinsi ini merupakan daerah yang spesial bagi saya, semuanya baik”,sebut Ida
Dikatakan, persaingan bebas dunia -globalisasi – bukan hanya di bidang ekonomi tetapi juga hegemoni. Terkadang kegaduhan terjadi beberapa waktu belakangan dimanfaatkan oleh kekuatan asing dan ini sangat mengkhawatirkan.
Justru itu, kita wujudkan kerukuna agar cita-cita pembangunan bangsa mudah tercapai. Masalah kerukunan antar agama dan suku bangsa sangat memang sensitif . Ini susah disembukan bila muncul masalah ini. Jadi,jangan mainkan isu agama untuk kepentingan kekuasaanam “Biarkanlah agama hidup rukun dan membumi di Indonesia.Inilah tantangan kita”,tegas Ida.
Kegiatan Rakorda dan Konfernas III FKUB se-Indonesia berlangsung di Asrama Haji Medan selama tiga hari sampai tanggal 23 Mei 2017.(IM-01)