Inimedan.com
Gubsu Tengku Erry Nuradi keberatan atas kebijakan pengalihan Pelabuhan Kualatanjung sebagai pelabuhan pengumpul atau hub internasional ke pelabuhan Tanjungpriok.Erry akan menyampaikan keberatan Sumut secara langsung ke Menteri Perhubungan. Gubsu juga berharap Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) menyampaikan kepada Menteri Perhubungan RI terkait keberatan Provinsi Sumut atas pengalihan tersebut.
“Kalau membaca media kami sedikit komplain kepada pemerintah pusat khusus ke Menhub yang telah menggeser Pelabuhan Kualatanjung ke Tanjungpriok. Kami mohon Pak Ketua KEIN sampaikan ke Menhub, kami juga akan menyampaikan langsung agar dikembalikan lagi,”tegas Gubsu pada Seminar dan FGD Industrial Pilihan KEIN dalam kerangka Industrialisasi Indonesia 2045 di Aston City Hall Rabu (25/1/).
Kementerian Perhubungan membatalkan rencana Pelabuhan Kuala Tanjung yang akan dijadikan Pelabuhan Hub Internasional untuk wilayah barat. Kemenhub lebih memilih Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan Patimban di Subang, Jawa Barat.
Keputusan pemerintah itu dituangkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan No 901/2016 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN) yang baru ditandatangani pada 30 Desember 2016 lalu. Dalam RIPN tersebut, Pelabuhan Kuala Tanjung diputuskan hanya sebagai pelabuhan internasional. Padahal sebelumnya, pelabuhan yang terletak di Kabupaten Batubara itu ditetapkan sebagai pelabuhan hub internasional sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 32 Tahun 2011 tentang MP3EI Tahun 2011-2015.
Dikatakan Gubsu, berbagai alasan kenapa Kualatanjung tetap harus menjadi hub internasional diantaranya karena berdasarkan studi kelayakan (feasibility) yang ada bahwa pelabuhan kualatanjung berpotensi menjadi pelabuhan terbesar di Indonesia bahkan bisa menampung hingga 21 juta TEUs pertahunnya.
“Pelabuhan Kualatanjung sejak peletakan batu pertama dalam 100 hari kerja Presiden Jokowi sudah 500 ribu TEUs dan punya potensi sampai 21 juta bahkan lebih. Ini merupakan potensi yang sangat besar, dan modulnya sudah dibuat Pelindo. Sehingga tinggal dikembangkan saja sesuai dengan kemampuan keuangan baik melalui APBN maupun APBD. Ini bisa menjadi kembanggakan Sumut. Kita akan memohon kepada Menhub agar bisa mengembalikan Kualatanjung menjadi Pelabuhan eksport import kembali,”tegasnya.
Dikatakan Gubsu selain memiliki kekayaan dibidang Maritim dengan pantai timur, pantai barat dan kepulauan Nias, Sumut juga memiliki potensi di sektor Agro dimana Sumut memiliki 3 juta hektar kawasan hutan, 2 juta hektar kawasan Perkebunan dimana 1,6 juta hektarnya Perkebunan kelapa sawit.
Begitu juga dibidang Pariwisata Sumut juga kaya akan potensi tersebut salah satunya danau Toba yang masuk dalam kawasan strategis nasional dan akan dikembangkan menjadi kawasan wisata bertaraf internasional. Untuk menunjang hal ini pemerintah pusat telah menerapkan Badan Otoritas Danau Toba yang akan mengelola kawasan 500 hektar untuk dibangun kawasan wisata berstandart internasional.
Ketua Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN) Sutrisno Bachir mengatakan,Seminar dan FGD Industrial merupakan roadshow KEIN kelima kalinya di Perguruan Tinggi. Sebelum ke Sumut, pihaknya mengunjungi ITB, UI, IPB dan UGM.Ini salah satu tugas dari KEIN membuat roadmap industrilisasi jangka pendek, menengah maupun panjang sampai dengan 2045.
Setelah melakukan kajian-kajian, pertemuan-perteman dan studi banding ke luar negeri, KEIN memilih empat sektor industri bukan hanya manufaktur melainkan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan nilai tambah. ”Alasan pilihan itu karena Indonesia memiliki Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusianya,” ujar Sutrisno.
Empat sektor tersebut agro industri meliputi bidang pertanian dan kehutanan, sektor maritim meliputi yang ada di laut maupun yang ada diatasnya yaitu transportasi. Selanjutnya sektor Pariwisata dan sektor Ekonomi Kreatif dan teknologi informasi dan komunikasi (ICT).
“Diharapkan empat sektor yang difokuskan dapat menjawab persoalan-persoalan pembangunan dan kesenjangan terutama ekonomi,” ujarnya.[im-01]