Mengenal Sosok Syahrial, Sang Rising Star di Pilkada Tanjung Balai

Politik118 Dilihat

INIMEDAN – Pasangan M Syahrial-Ismail Marpaung dari hasil hitung cepat sementara menang telak di Pilkada Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara.

Banyak orang yang terkejut dengan hasil tersebut. Sebab nama Syahrial-Ismail sebelumnya tidak begitu diperhitungkan. Maju sebagai calon independen, namun mereka akhirnya berhasil mengungguli tiga pasangan calon lainnya yang didukung partai politik, termasuk petahana Rolel Harahap periode lalu menjabat Wakil walikota.

Banyak pula orang yang bertanya-tanya, siapa sebenarnya Syahrial itu?

Syahrial adalah politisi yang masih sangat muda, baru berusia 27 tahun, merupakan calon termuda dan bisa dikatakan sebagai yang termuda memenangkan Pilkada serentak tahun ini. Ia merupakan mantan Ketua DPRD Tanjung Balai yang mundur menjelang pencalonannya.

Syahrial maju berpasangan dengan Ismail, membawa visi visi dan misi “Wujudkan Reformasi Sejahtera, Indah dan Harmonis (PAS BISA). Keduanya merupakan putera asli daerah Kota Tanjung Balai, saat pencalonannya itu walau tanpa partai politik namun mendapatkan dukungan dari berbagai elemen masyarakat dan semua etnis yang ada di Tanjung Balai seperti Pemuda Pancasila (PP), Ikatan Pemuda Karya (IPK), Forum Komunikasi Putera-Puteri Indonesia (FKPPI), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Keluarga Besar Putera Puteri Polri (KBP3), Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) juga mendapat dukungan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta bapak-bapak dan ibu-ibu Perwiridtan se-Kota Tanjung Balai.

Sebagai anak muda yang belum berumur 30 tahun, Syahrial yang baru saya menikah ini memang termasuk hebat dan berani. Dia ibarat ‘rising star’, bintang yang hadir dan langsung cemerlang. Sebelumnya dia berhasil lolos sebagai anggota DPRD bahkan kemudian menjadi ketua DPRD. Namun begitu berani menanggalkan jabatan itu untuk maju dalam Pilkada 2015.

Dia adalah anak dari pengusaha terkaya di Tanjung Balai, Zul Amsar Batubara, yang dekat dengan masyarakat.

Banyak orang beranggapan, Syahrial masih terlalu muda untuk memimpin, “Dia itu masih muda, masih perlu belajar. Kalau dia menang tahun ini, terus dapat masalah sedikit nanti, mati kariernya. Mending dia belajar dulu lima tahun ini, kita jamin dia itu tinggal menunggu waktu untuk jadi walikota,” demikian opini di masyarakat ketika mendengar Syahrial mencalonkan diri, waktu itu.

Namun kini Syahrial sudah terpilih. Minimal dari hasil perhitungan suara di mana dia unggul dari calon-calon lainnya. Kita tunggu saja kiprahnya nanti, apakah dia berhasil mewujudkan reformasi dan kesejahteraan sesuai visi misinya, atau malah seperti kekhawatiran sebagian masyarakat. [MUL]

Komentar