Nabi Muhammad Sosok Globalisasi Pertama dalam Sejarah Umat Manusia

Inimedan.com-Medan
Momentum dakwa Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad  diharapkan mampu membersikan hati dan nurani. “Keteladanan Isra Miraj Nabi Muhammad ini harus kita jadikan pegangan dalam memelihara perdamaian dan kesatuan umat islam dari berbagai ancaman perpecahan, seperti ancaman paham radikal terorisme,” kata seketaris Besar Mesjid Silatuhrami Dody Syaputra Lubis, Sabtu ( 6/4/19)
Menurut dia, menyambut bulan suci ini peruh rahmat dan hidayah, Dody menilai bawah mendatangkan ustad   Hj.Dr.Hasrat efendi Samosir MA itu sejatinya bisa mengukuhkan kesadaran umat untuk meneruskan perjuangan Nabi.
Caranya, lanjut dia, menyebarkan dakwah Islam yang mengajarkan keimanan serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Hj.Dr.Hasrat Efendi Samosir MA,  sosok figur globalisasi pertama dalam sejarah umat manusia. “Nabi Muhammad itu adalah betul-betul rahmatan lil alamin. Dia merupakan tokoh pemersatu di dunia ini,” katanya.
Peringatan Dakwa syaikh muhmud said kamal Al khor juga diharapkan kembali menyadarkan seluruh umat Islam bahwa Nabi Muhammad figur yang harus diteladani.
Selama hidupnya, dia ikut ajaran Nabi Muhammad itu tidak pernah mengedepankan kekerasan dalam menghadapi segala macam permasalahan.
Bisa dikatakan dalam menghadapi segala macam Hj.Dr.hasrat efendi samosir ma ,lebih menekankan kepada aspek perdamaian, persaudaraan, toleransi, persamaan dan keadilan. Itu yang dilakukan Nabi pada saat itu,” katanya.
Khusus di Indonesia, dia menghimbau seluruh lapisan masyarakat dapat mengimplemetasikan arti penting dari peringatan Hj.Dr.hasrat efendi samosir ma   kata dia, juga harus mengimplementasikan akhlakul kharimah atau akhlak baik dan sikap terpuji dari Nabi Muhammad.
Hj.Dr.Hasrat efendi Samosir MA bisa mencontoh akhlakul kharimah Nabi Muhammad sebagai pribadi, Nabi sebagai kepala keluarga rumah tangga sendiri, Nabi sebagai kepala negara, Nabi sebagai ilmuwan, Nabi sebagai seniman dan bahkan Nabi juga pernah sebagai pedagang. Jadi Nabi Muhammad itu bisa dikatakan sebagai multitalenta,” tuturnya.
Dia menjelaskan, ketika menunjukkan multitalentanya, Nabi tidak pernah menyinggung perasaan orang lain.
Itu yang sangat penting. Yang sekarang ini harus bisa kita contoh dan lakukan itu, bagaimana kita ini bisa maju tanpa harus menyinggung orang lain. Kalau kita maju lalu harus menginjak atau menyinggung perasaan orang lain, tentunya itu bukan cara yang pernah dilakukan Nabi Muhammad,
Dia mengingatkan masyarakat untuk mencontoh apa yang telah diperbuat Nabi Muhammad untuk menjaga perdamaian terhadap sesama umat dan juga perdamaian dunia. tutupnya (bayu)

Komentar