inimedan.com-Taput.

Panusunan Simanjuntak, seorang wartawan senior yang lama berkecimpung di zona jurnalistik sejak jaman Orba, menggelar forum berbagi rasa dan pengalaman di Teras Cafe, Tarutung, Rabu malam (20/7). Event menarik ini digagas Dr Erikson Sianipar sang founder LSM BISUKMA dan Sahat T Simorangkir, memanfaatkan momen saat Panusunan pulang kampung ke Sarulla Pahae.
Kontributor inimedan. com yang turut diundang bersama sejumlah jurnalis Taput, Jan Pieter Simorangkir, Rinto Aritonang, Marudut Panggabean, menyaksikan sebuah ajang pertemuan unik yang dikemas menjadi sebuah tontonan seni yang menggugah. Karena ternyata selain mengurai rekam jejaknya sebagai wartawan tiga jaman, Panusunan juga membaca sejumlah puisi berbahasa Batak buah pikirannya. Panusunan dalam usia renta 82 tahun, tampak masih energik membacakan puisinya dengan perasaan. Sehingga pertemuan sharing yang menghimpun undangan dari kalangan milenial, jurnalis, dan petenun ulos, cukup berkesan.
Acara sederhana itu juga diwarnai live musik dari band anak sekolah SMAN 1 Tarutung binaan Erikson Sianipar. Sejumlah lagu Batak jadul dibawakan siswi SMAN 1,memperkaya spektrum pertemuan berpadu dengan pembacaan puisi Panusunan Simanjuntak.
Panusunan dalam kilas perkenalannya menyebut aktifitasnya di berbagai media cetak pada jaman kekuasaan Presiden Soeharto. Antara lain menjadi wartawan Harian Neraca dan belakangan Indonesia Time. Pernah beberapa kali ikut rombongan presiden melawat ke berbagai negara, sampai kemudian ia menetap di Inggeris.

” Sejauh mana pun saya mengembara, rindu kampung halaman tak pernah pudar, ” ujarnya di celah uraian perjalanan hidupnya. Ia mengatakan, motivasinya menulis puluhan puisi berbahasa Batak juga dipicu kecintaan pada kampung halaman dan adat istiadatnya. Justru itu ia memilih salah satu puisinya mengambil judul dan tema ” Ulos”, yang dibacakannya didampingi cucunya.
Sementara Dr Erikson Sianipar yang juga Ketua HKTI Taput, mengatakan ajang pertemuan seperti ini sudah menjadi bagian komitmen BISUKMA, yang diframing dalam upaya pencerdasan dan pencerahan terutama kaum milenial, di tengah situasi yang diwarnai ketidakpastian dari waktu ke waktu. ” Ke depan, kita merancang pertemuan-pertemuan dengan menghadirkan tokoh-tokoh sesuai bidangnya, dengan tetap menghadirkan kaum milenial, ” imbuh Erikson Sianipar yang saat ini juga membidik sektor pertanian sebagai salah satu fokus visi misinya, selain sektor pendidikan.
Sementara Jan Pieter Simorangkir salah seorang jurnalis yang sedang menapak menuju senioritas, berkesempatan menyampaikan sambutan atau respon dengan tuturan impressif menanggapi kehadiran Panusunan Simanjuntak malam itu, membacakan puisi berbasis batakologi yang benar-benar menggugah nostalgia yang patut direnungkan.
Di akhir acara, Erikson memberikan sertifikat penghargaan BISUKMA kepada Panusunan Simanjuntak atas kesediaannya hadir di Teras Cafe memberi pencerahan lewat sharing pengalaman dan puisi eksklusifnya. *le#