Inimedan.com-Labuhanbatu.
Pengerjaan normalisasi sepanjang 1.500 meter dengan lebar 4 meter di Dusun 3,
Desa Sei Lumut, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara
dengan anggaran Rp. 76.200.00 (Tujuh Puluh Enam Juta Dua Ratus Ribu
Rupiah) bersumber dari anggaran Dana Desa Tahun 2019 dinilai asal jadi dan
tidak sesuai dengan hasil musyawarah dusun.
Hasil musyawarah dusun yang dilaksanakan oleh TPK (Tim Pelaksana Kegiatan) yang
notabenenya Kepala Dusun dan masyarakat beberapa waktu lalu, alat berat
ekscavator (beko) untuk normalisasi tersebut menggunakan beko menggunakan
stik panjang atau dikenal dengan istilah long arm.
Realisasi di lapangan, ekscavator (beko) yang digunakan untuk normalisasi bukan
beko long arm. Akibatnya, warga dusun itu merasa kecewa dan menolak pekerjaan
tersebut.
“Karena bukan beko long arm yang digunakan pengerjaan itu tidak sesuai
harapan masyarakat. Pengorekan hanya sebelah saja. Hanya sebelah saja yang bisa
dikorek. Salah satu kekecewaan kita pada saat musyawarah dusun jelas
kesepakatannya antara TPK dan warga juga diketahui Kepala Desa beko yang
dipakai long arm. Tetapi knapa yang dipakai bukan long arm? Tentu kami
keberatan dan menolak pekerjaan itu,” sebut Subrantas kepada Sipayo.com,
Rabu (31/7) di Rantauprapat.
Menurut Subrantas, tujuan normalisasi itu agar lahan pertanian masyarakat yang
sering dilanda banjir akibat debit air di musim penghujan dapat teratasi
dengan dilakukannya normalisasi.
Namun mirisnya, lanjut Subrantas, normalisasi yang dikerjakan dinilai asal
jadi. Sebab dari cara pengorekan dan kedalamannya sama sekali tidak signifikan.
“Seharusnya pengorekan berbentuk heling agar tidak mudah abrasi. Dengan
kedalam 4 meter selayaknya kedalaman pengorekan itu 2 meter. Tetapi yang
dikerjakan jauh panggang dari api. Kalau hanya sebelah sisi yang dikorek itu
kerjaan asal jadi,” kata Subrantas.
Dikarenakan hal itu, sambungnya, ia bersama warga dusun tersebut menyatakan
menolak pengerjaan itu dan meminta agar pihak pelaksana atau pihak terkait
melakukan pengerjaan ulang normalisasi tersebut.
Sebagai bentuk kekecewaan itu, tambah Subrantas, mereka menyurati Bupati
Labuhanbatu, Kaban PMD, Inspektorat, Camat, Kepala Desa dan BPD agar
memgetahui pengerjaan itu dan dapat dievaluasi serta dikerjakan ulang kembali.
Kepala Desa Sei Lumut Tanzuddin dihubungi Sipayo.com via selular guna
dikonfirmasi, yang menjawab operator Telkomsel bahwasannya nomor si kades
sedang tidak aktif atau di luar jangkauan.
Ketua tim pelaksana kegiatan (TPK) yang notabenenya Kepala Dusun 3 Sei Lumut
Sopyan, dikonfirmasi via selular membenarkan adanya pengerjaan normalisasi di
dusun itu. Sopyan menjelaskan pengerjaan itu sepanjang 1500 meter dengan lebar
4 meter dan kedalaman 0,8 meter.
Saat diminta tanggapannya tentang adanya surat dari warga
dusun itu atas penolakan pengerjaan dimaksud, Sopyan mengatakan itu warga yang
tidak suka kepada mereka. “Akh, itukan warga yang tidak suka kepada kami
dan mencari-cari kesalahan,” sebut Sopyan.
Ditanya, apakah benar ekscavator (beko) yang di gunakan bukan long arm,
sementara dalam hasil rapat yang digunakan adalah beko long arm, sopyan tidak
secara langsung membenarkan hal itu.
“Memang kita bilang kita usahakan beko long arm. Tetapi bukan persoalan
long arm apa tidak, yang penting kan hasil kerjanya,” kilah Sopyan.
Disoal kembali, apakah pekerjaan itu sudah layak dan sesuai harapan masyarakat,
Sopyan malah meminta wartawan Sipayo.com datang ke lapangan dan melihat hasil
kerja mereka.
Diminta kejelasannya apakah normalisasi itu yang mengerjakan TPK atau
subplayer, Sopyan mengatakan yang mengerjakan itu subplayer.
Ketika dipertanyakan lagi TPK atau kepala desa yang berhubungan langsung dengan
subplayer , bukannya dijawab Sopyan malah bertanya dengan nada emosi. “Kok
gitu cara bapak bertanya! Apa bapak jaksanya;” imbuh Sopyan dengan nada tinggi
dari seberang Handphone.
Saat dijawab wartawan berhak melakukan konfirmasi dan narasumber berhak
menjawab juga tidak, Sopyan kemudian melemah dan berkilah serta meminta kepada
wartawan Sipayo.com langsung datang menemuinya. “Datang saja kemari, saya
tunggu kapan bapak mau datang,” ungkap Sopyan.(M.SUKMA)
Komentar