Inimedan.com-Belawan.
Sebanyak 1.712.524 batang rokok ilegal tanpa cukai dengan merk Record, Gudang Cengkeh dan Sembilan Bold, serta 683 ball press pakaian bekas berhasil diamankan petugas Kanwil Bea dan Cukai Sumut. Selasa (16/7/2019) pukul 09.00 wib.
Oza Olavia, selaku Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatera Utara dalam keterangannya saat mengelar ekpos pengungkapan kasus bertempat di dermaga pos pengawasan DJBC Sumut di Jalan Karo Belawan, mengatakan keberhasilan pihaknya dalam mengungkap rokok ilegal tanpa cukai tersebut karena adanya sinergi dengan Polisi Militer Kodam I/BB.
“Rokok ilegal produk lokal yang berasal dari daerah Padang Sidempuan, modusnya personalisasi pita cukai, yaitu melekatkan pita cukai kepada rokok yang bukan produksi dari pabrik rokok”, ungkpanya.
Katanya, nilai barang mencapai Rp, 342.504.800 sedang kerugian negara Rp. 624.620.200. Untuk penaganan perkara sedang dilakukan pemeriksaan saksi-saksi yang terkait dengan pasal 58 UU No 39/2007 tentang perubahan atas UU No 11/1995 tentang cukai.
Ssat ini kita DJBC Sumut sedang melaksanakan Operasi Gempur I (periode 17 Juni sampai 14 Juli 2019) untuk memberantas rokok ilegal yang merugikan penerimaan negara.
Selanjutnya, ucap Oza Olavia mengatakan, pihaknya juga berhasil mengagalkan masuknya ball pres (pakaian bekas) sebanyak 683 ball yang diangkut kapal KM. Tunas Flora asal Malaysia.
“Ball pres ini diamankan pada Senin (24/6/2019) dari perairan berombang dan diamankan oleh tim patroli laut kantor pengawasan dan pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung dengan menggunakan Speed Boat BC 1508”, jelasnya.
Sambungnya, saat diamankan dan dilakukan pemeriksaan kapal, tidak satupun awak kapal ditemukan di atas kapal. Saat ini kapal dan muatannya sebanyak 683 ball press diamankan di Pos Pengawasan/Dermaga Kanwil DJBC Sumut.
“Untuk pelaku sedang dilakukan penyelidikan lebih lanjut, sedang nilai penyeludupan Rp.1.366.000.000,-” ujarnya.
Dalam hal ini, kami DJBC punya pungsi tidak hanya sebagai pencegah masuknya komoditi/barang-barang ilegal/seludupan tapi disisi lain kita
sebagai pengumpul penerimaan negara, sebab sepertiga dari APBN kita untuk pembiayaan negara dikumpulkan oleh DJBC. Ujarnya. (Top)