Mahasiswa UMA Beri Solusi Pemasaran Online

INIMEDAN – Guna mengembangkan pemasaran usaha kecil menengah (UKM), mahasiswa Universitas Medan Area (UMA) memberikan solusi sistem online kepada pelaku usaha di Desa Siallagan, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir. Hal itu dilakukan agar bisnis usaha dilokasi pariwisata Sumatera Utara (Sumut) bisa dikenal di seluruh mancanegara.

Menurut Ketua Panitia field trip UMA, Paian Seven Boy Purba didampingi Sekertaris Ayu Wanda, Bendahara Sri Deli Sitorus dan dosen Pembimbing Ir Asmah Indrawati MP, usaha masyarakat Desa Siallagan, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir mulai bergairah kembali pada 2001, setelah bangkrut karena krisis moneter pada tahun 1998.

“Cara masyarakat disana masih sistem manual dan mengharapkan pada wisata yang datang. Rombongan mahasiswa UMA dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Biologi sebanyak 71 orang terun langsung mulai bagaimana cara membuat ulos, pakaian khas Samosir, ukiran patung dari kayu dan tongkat ukiran, serta bagaimana menarik pembeli,” ujar Paian, Selasa (26/1/2016) di ruang Biro Rektor UMA, Jalan Kolam Medan Estate.

Didampingi mahasiswa lainnya yakni Okto Marpaung, Gemasih Hendrico Nababan, dan Gilang Maulana, Paian mengaku mereka mendapatkan ilmu baru dalam melaksanakan studi lapangan di Desa Siallagan, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir yang dilaksanakan, Sabtu (23/1) lalu.

“Kami mengharapkan, ilmu yang diperoleh, dapat dikembangkan untuk bekal diri dan nantinya di kembangkan untuk masyarakat,” ujarnya.

Sekertaris Panitia field trip Ayu Wanda menambahkan, mereka sangat menyayangkan pelaku usaha di Desa Siallagan, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir tidak memahami bagaimana cara pemasaran online.

“Padahal kalau dilakukan dengan pengembangan secara online, usaha masyarakat Desa Siallagan bisa banyak peminat dan dari itu, pelaku usaha bisa terus mengembangkan usahanya untuk usaha yang sejahtera,” terangnya.

Menurutnya, makna field trip yang dilakukan 71 mahasiswa Pertanian dan Biologi UMA mendapatkan difinisi dari wisata edukasi dan telah mengambil kesimpulan atau memperoleh pengertian yang baru tentang kehidupan pelaku usaha yang akan ditanamkan kepada diri sendiri.

“Pelaku usaha disana kami simpulkan tidak mendapatkan bimbingan dari pemerintah dalam mengembangkan usaha,” jelasnya. [MUL]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *