Rektor: UISU Sedang Minum Antibiotik

INIMEDAN – Rektor Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Prof Mhd Asaad mengatakan, ibarat tubuh manusia yang sedang sakit, UISU saat ini sedang minum antibiotik.

“UISU sedang dalam perawatan, sedang minum antibiotik untuk penyembuhan. UISU saat ini sedang menerapkan sistem, jadi siapa yang tidak mengikuti sistem akan tergilas,” kata Asaad, dalam pidatonya saat peringatan Milad (HUT) ke-64 UISU, Kamis (7/1/2016) pagi di auditorium kampus Jalan SM Raja Medan. [Berita sebelumnya : UISU Peringati Milad ke-64]

Ditegaskannya, siapa saja warga UISU harus mengikuti sistem tersebut. Dikatakannya, ini dilakukannya agar UISU kembali bangkit dan besar menjadi universitas ternama di Sumatera Utara.

Rektor mengatakan lagi, usia 64 tahun bagi UISU memang sudah cukup tua. Sebagaimana diketahui, UISU lahir tanggal 7 Januari 1952, merupakan perguruan tinggi swasta tertua di Sumatera.

“Tapi dibandingkan Univesitas Oxford atau Al Azhar, usia tersebut baru setengahnya. Jadi kini UISU ibarat baru lahir, baru merangkak untuk bangkit dan berjalan dan terus berjalan,” paparnya.

Acara milad UISU tadi pagi dihadiri Ketua Pembina Yayasan HT Oesman Hamdi Delikan, Ketua Umum Yayasan Prof Zainuddin, para pengurus yayasan, Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah Sumut Prof Dian Armanto, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (Aptisi) Sumut Bahdin Nur Tanjung, serta sejumlah pejabat yang mewakili Gubsu, Pangdam I/BB, Kapolda Sumut, serta hadir pula Kakanwil Kemenag Sumut Tohar Bayoangin.

Segenap civitas akademika UISU juga hadir dalam acara tersebut, yakni para anggota senat, pimpinan universitas, pimpinan fakultas, para dosen dan mahasiswa dari seluruh fakultas.

Perayaan milad mengambil thema “Melalui peringatan milad ke-64, kita jadikan UISU sebagai pusat pencerdasan bangsa”, diisi pula dengan sambutan-sambutan dari pimpinan yayasan, mewakili alumni, dan para pejabat terkait.

Ketua Umum Yayasan Prof Zainuddin mengatakan, beberapa hal yang penting diperhatikan oleh generasi pimpinan UISU sekarang, agar jangan melupakan sejarah perjuangan para pendiri UISU 64 tahun lalu.

“Bagaimana kita bisa menghormati jasa berupa pemikiran dan perbuatan nyata para pendiri. Bagaimana liku-liku dan corak perjuangan para pendiri itu, hal-hal yang baik harus dipedomani. Agar kita bekerja keras, disiplin dalam menjalankan amanah,” tuturnya.

Dikatakannya lagi, selama perjalanannya selama ini, UISU banyak mengalami perselisihan, pertikaian bahkan perpecahan. “Tapi toh hari ini semua masalah itu dapat kita selesaikan dengan baik, dan kita bisa kembali bersatu,” ucap Zainuddin. [MUL]