Ada Tiga Point Penting Dalam Kehidupan Berbangsa

Inimedan.com
“Ada tiga point besar yang saat ini sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara. Tiga point yang dimaksud yakni soal keadilan, kebinekaan serta kebebasan,”
Ungkap itu disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidato pidato politiknya “Indonesia Untuk Semua” pada dies natalis PD ke-15. Ada tiga poin besar yang dibicarakan SBY dalam pidatonya di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (7/2) malam.
“Ketiga point isu ini amat penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ketiga isu ini sekarang juga sedang menjadi perhatian publik yang luas,” ujar SBY dihadapan sekitar 5.000 kader Partai Demokrat dari seluruh Indonesia, termasuk dari Sumatera Utara (Sumut) dibawah pimpinan Ketua DPD Partai Demokrat Sumut, JR.Saragih dan Sekretaris Hj Melizar Latif.
Hadir juga utusan DPD Partai Demokrat Sumut, Wakil Ketua-I Drs Tahan Manahan Panggabean, Direktur Eksekutif Silverius Bangun, HM.Dahril Siregar,Lidiani Lase, Rony Reinaldo Situmorang, Jenny Lucia Berutu, Heri Zulkarnain Hutajulu ,Maju Manalu, Bangun Tampubolon, Hendrik Sitompul, Parlaungan Simangunsong,Anton Panggabean,Burhanuddin Sitepu,Ristiawaty, para Ketua DPC PD se Sumut dan sejumlah anggota DPRD kabupaten/kota serta lainnya.
Kata SBY, keadilan, kebhinnekaan dan kebebasan mudah diucapkan, tetapi tidak mudah untuk diwujudkan. Dulu, ketika membahas dasar-dasar Indonesia Merdeka, para pendiri republik memberikan perhatian sangat khusus atas tiga isu ini. Konstitusi kita, UUD 1945, juga memberikan tempat yang terhormat terhadap keadilan, kebhinnekaan dan kebebasan.
Dikatakan, Negara memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang besar agar keadilan tegak, kebhinnekaan diwujudkan, dan kebebasan dijamin serta diberi ruang yang cukup. Namun, sejak Indonesia berdiri, dari satu pemimpin ke pemimpin yang lain, dari satu pemerintahan ke pemerintahan yang lain, tidak selalu mudah mewujudkan 3 hal besar ini. Selalu saja ada tantangan dan permasalahannya.
“Sehingga, jika dalam pidato ini saya mengangkat keresahan banyak kalangan tentang wajah keadilan dan kebebasan, dan dalam batas-batas tertentu juga kebhinnekaan kita. Yang saya sampaikan ini anggaplah sebuah wake up call, atau peringatan dini. Wake up call kepada para penyelenggara negara, dan juga kepada kita semua. Kita mesti peduli, bertanggung jawab dan melakukan sesuatu untuk kebaikan bangsa kita”, kata mantan Presiden RI tersebut.
Dalam pidato politiknya, SBY juga menyoroti soal isu-isu terkini, termasuk rangkaian aksi bela Islam, kasus penistaan agama oleh terdakwa Basuki Tjahaja Purnama, hingga peristiwa yang terjadi pada dirinya sendiri.
SBY juga melontarkan sejumlah kritik mengenai kinerja pemerintah . Meski demikian, SBY menegaskan partainya mendukung pemerintahan Presiden Jokowi. untuk menuntaskan masa baktinya hingga selesai .
SBY menegaskan partainya tak punya niat menggulingkan pemerintah. Ada tiga sikap PD, yaitu mendukung Presiden Jokowi menuntaskan masa bakti, mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah, dan mengkritik pemerintah jika mengeluarkan kebijakan yang tak berpihak kepada rakyat.
“Tidak ada niat sekecil apa pun, tidak ada tindakan untuk menjatuhkan pemerintah di tengah jalan,” ujar SBY seraya menegaskan, PD tetap berada di luar pemerintahan dan tetap bersikap konsisten.
“Demokrat akan tetap menjadi partai tengah, demokratis religius, partai yang mencintai keberagaman,” ujarnya.
Belum Saatnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Partai Demokrat ,SBY, juga menyatakan partainya belum saatnya membicarakkan Pemilu 2019 dan membicarakan calon presiden.
“Belum saatnya Demokrat bicara Pemilu apalagi bicara calon presiden .Tak baik mengait-ngaitkan peristiwa politik saat ini dengan Pemilu 2019., karena masih banyak hal yang masih bisa dilakukan untuk beberapa tahun ke depan”, katanya[mp/im-01].

Komentar