Inimedan.com.
Gubernur Sumatera Utara, HT Erry Nuradi mengatakan, PON XXI tahun 2024 merupakan pesta akbar olahraga yang telah lama dinantikan masyarakat Sumatera Utara. Pasca menggelarnya tahun 1953 atau tepatnya 53 tahun silam daerah ini tidak lagi pernah menggelar Pekan Olahraga Nasional.
“Momen itu telah lama berlalu dan jika kita ditetapkan bersama Aceh sebagai tuan rumah PON itu berarti keberhasilan kita bersama dalam memperjuangkannya dan harus kita niatkan dengan optimistis yang tinggi,”kata Erry Nuradi dihadapan tim verfikasi Koni Pusat dan undangan di aula Raja Inal, Kantor Gubsu, Selasa (6/3) pagi.
Diungkapkannya, tuan rumah bersama adalah hal positif yang harus disikapi pemerintah pusat, dimana ini merupakan bentuk panggilan pecinta olahraga yang harus direalisasikan pusat. Terlebih kedua provinsi di Sumatera ini sudah mendapatkan dukungan penuh dari 25 provinsi di Indonesia. Makanya berkaca dari dukungan yang sudah diberikan pada Sumut dan Aceh tidaklah salah jika keinginan itu dipenuhi Koni Pusat,”ucap Gubsu.
Sementara ketua Koni Sumut, John Ismadi Lubis menambahkan, sejumlah venue yang menjadi persyaratan mutlak pelaksanaan PON mulai Selasa Hingga Kamis mendatang akan diverifikasi tim Koni Pusat.
Mulai dari dari Gor Akuatik di Medan, Lapangan Gateball (USU) Medan, lapa ngan Barongsai Stadion USU Medan, Gelanggang Remaja Medan, Squash di Deliserdang , drumband (Deliserdang), Pencak Silat 9Deliserdang), bolavoli pantai (Sergei), Gulat (Binjai), Kabaddi Langkat sampai Jetski direncanakan dilaksanakan di danau Toba akan didatangi tim guna dinilai kelayakannya oleh tim Koni Pusat.Tidak hanya itu, venue ataupun lokasi yang belum dibangun dikawasan Deliserdang juga akan ditinjau tim untuk dilihat secara langsung,”kata John.
Ditambahkannya lagi, selain sarana dan prasarana olahraga, hotel-hotel maupun kawasan objek wisata yang menjadi promosi Sumut menjadi tuan rumah PON turut menjadi penilaian tim pusat. “Kita punya banyak hotel berbintang yang cukup layak, selain itu tempat wisata ataupun kawasan kuliner kita suguhkan guna menjadi pertimbangan khusus Koni Pusat,”pungkas John.
Sebelumnya Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat melaksanakan peninjauan venue venue di Nangroe Aceh Darusalam beberapa hari lalu. Ketua Umum Koni Pusat Mayjen (purn) Tono Suratman, Selasa (6/3) pagi sesaat sebelum bertolak dari KNIA Deliserdang menuju Jakarta mengatakan, seharusnya berada di Medan mendampingi tim, namun mendadak mendapat panggilan Presiden Jokowi terkait rapat persiapan Asian Games,”ungkap Tono pada wartawan di KNIA, Selasa pagi.
Dipaparkannya, Aceh dan Sumut berpeluang besar menjadi tuan rumah bersama pesta multi event 4 tahunan tersebut. Dimana dengan peninjauan venue ini menjadi patokan utama pihak pusat terkait keseriusan Sumut menjadi tuan rumah bersama Aceh. Artinya Medan, Deliserdang, Langkat, Sergei, Binjai, Tebing Tinggi dan Tobasa menjadi titik-titik sejumlah venue yang menjadi pusat pertandingan 28 cabang olahraga yang akan dipertandingkan,”kata Tono.
Sejauh ini lanjutnya dari total 56 cabang olahraga yang ditetapkan kedua provinsi, tuan rumah sepakat membagi separuhnya untuk pelaksanaan event. Dan Sumatera Utara kami anggap cukup siap untuk menggelar pesta olahraga tersebut dan bersaing dengan NTB dan Bali yang juga mencalonkan menjadi tuan rumah bersama PON 2024.
Tanpa Dihadiri Walikota dan Bupati
Keseriusan Sumatera Utara menjadi tuan rumah PON ke XXI tampaknya kurang mendapat respon dari sejumlah walikota dan bupati yang daerahnya ditunjuk menjadi lokasi ataupun venue pertandingan. Ini dapat dibuktikan dengan tidak adanya walikota maupun bupati yang hadir disaat pemaparan Gubernur Sumut dihadapan tim verifikasi Koni Pusat.
Amatan wartawan sejumlah kalangan mempertanyakan ketidakhadiran walikota dan bupati diacara penting tersebut. “Kita tidak melihat walikota maupun bupati hadir padahal dari informasi yang dirangkum, Undangan untuk datang menghadiri sudah dilayangkan kemasing-masing walikota dan bupati. Artinya ini menjadi catatan penting bagi Pemprovsu dan bila perlu Gubsu HT Erry Nuradi memberikan teguran terkait tidak adanya respon dari waliklota maupun bupati. “Ini acara penting dan kalau hanya mengirim perwakilan itu berarti mereka menganggap sepele event yang akan kita gelar ini,”pungkas sejumlah pengurus olahraga. (di)