INIMEDAN – Koordinator Kopertis Wilayah Sumut Prof Dian Armanto menyatakan, dirinya di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) ibarat menantu.
“Sebagai menantu, tugasnya membantu apa yang bisa saya kerjakan,” kata Dian, menanggapi pandangan sebagian orang selama ini bahwa dia selaku Kopertis terlalu banyak mengurusi masalah UISU.
Berbicara di acara Milad ke-64 UISU, Kamis (7/1/2016) di auditorium kampus UISU Jalan SM Raja Medan, Dian mengatakan, walau dia bukan alumni UISU tapi punya sedikit sejarah dengan perguruan tinggi tersebut.
“Saya pernah mendaftar kuliah di Pertanian UISU. Tapi karena saat itu saya menganggap uang kuliah di UISU terlalu mahal bagi orang seperti saya, maka tak jadi, saya kuliah di tempat lain,” akunya.
Tapi dia menjelaskan, sebagai Kopertis dia wajib menyelesaikan masalah yang terjadi di UISU. Apalagi UISU adalah milik umat, milik masyarakat Sumatera Utara.
“Sekarang, masalah yang besar di UISU sudah kita selesaikan. UISU sudah berintegrasi. Tapi masih ada masalah-masalah yang kecil yang harus diperhatikan pimpinan UISU sekarang ini. Melayani banyak hal supaya semua orang nyaman, itu yang sulit,” katanya.
Dia menyontohkan menyelesaikan masalah ijazah, pangkalan data perguruan tinggi, NIDN dosen serta uruan pegawa dan SDM lain.
Yang terakhir soal asset yayasan perlu diperhatikan lagi.
“Yang saya dengar, UISU punya banyak asset terutama tanah yang berhektare. Tapi dimana? Itu yang perlu didata lagi,” ucapnya.
“Tapi saya sebagai menantu tidak boleh menanyakan itu, tidak pantas. Itu tugas para pimpinan UISU,” ucapnya lagi.
Dia menyinggung sedikit inti orasi ilmiah dosen Fakultas Pertanian UISU Dr Lindawati, pada acara milad hari itu, yang membahas soal sistem usaha pertanian terpadu, memanfaatkan lahan yang semakin sedikit.
“Jika diibaratkan itu, UISU sekarang juga sedang mengalami degradasi lahan. Dibandingkan masa lalu, mahasiswa UISU sekarang sudah sedikit karena saingan perguruan tinggi makin banyak. Tapi jangan dari satu sisi saja, jangan Cuma dari mahasiswa sumber mendapat penghasilan. Buatlah usaha-usaha lain, seperti pertanian terpadu tadi melakukan intensifikasi usaha. Bentuklah sistem usaha yayasan terpadu, misalnya dengan mendirikan rumah sakit,” cetusnya.
Kalau itu dilakukan, Dian yakin UISU kembali besar dan dipercaya masyarakat.
Acara milad ke-64 UISU tadi dihadiri Ketua Pembina Yayasan HT Oesman Hamdi Delikan, Ketua Umum Yayasan Prof Zainuddin, para pengurus yayasan, Rektor Prof Mhd Asaad, Ketua Aptisi Bahdin Nur Tanjung, serta sejumlah pejabat yang mewakili Gubsu, Pangdam I/BB, Kapolda Sumut, serta hadir pula Kakanwil Kemenag Sumut Tohar Bayoangin.
Segenap civitas akademika UISU hadir dalam acara tersebut, yakni para anggota senat, pimpinan universitas, pimpinan fakultas, para dosen dan mahasiswa dari seluruh fakultas. [Berita sebelumnya : Rektor: UISU Sedang Minum Antibiotik]
Perayaan milad mengambil thema “Melalui peringatan milad ke-64, kita jadikan UISU sebagai pusat pencerdasan bangsa”. [MUL]