Pelajar SMP Korban Perkosaan Meninggal Minum Racun Rumput

inimedan.com.

Ditengarai kematian E br S, pelajar kelas II SMP warga Desa Gemuk Kecamatan Namo Rambe Deli Serdang, disebabkan minum racun rumput. Kejadian yang menimpa remaja 14 tahun itu diduga karena dia prustasi, sebab pengaduannya ke Polsek Namo Rambe tidak di gubris oleh petugas di kantor polisi itu.

E br S merupakan gadis belia warga desa Batu Gemuk Namo Rambe Deli Serdang, yang menjadi korban perkosaan seorang pria remaja pecandu narkoba, bernirisial MDP yang tidak lain adalah tetangganya. Setelah mengalami permkosaan, korban beserta keluarganya mengadukan prihal yang dialaminya ke Polsek Namo Rambe. Namun ketika sampai disana, korban dan keluarganya kurang ditangapi oleh petugas yang ada. Akibatnya korban prustasi dan ingin mengakhiri hidupnya dengan meminum racun rumput.

Akibatnya, keluarga korban pun heboh dan tidak menginginkan nasib buruk menimpa putri remaja mereka. Guna menyelamatkannya, korban dilarikan ke Rumah Sakit Umum Sembiring Deli Tua, Minggu (22/5), namun pada Rabu (25/5)subuh (pukul 04.00 WIB) korban meninggal dunia

‪Salah seorang keluarga korban mengatakan,  saat ini jenazahnya telah disemayamkan dan di kebumikan di kampung kelahiranya di Desa Suka Ndebi, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo. “Sudah dikebumikan bang, kalau meninggalnya tadi pagi sekitar pukul 04:00 WIB, di rumah sakit, ”kata Nahan Sembiring, salah seorang keluarga korban saat dikonfirmasi, Rabu, sekira pukul 15:00 WIB.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerkosaan yang dialami korban terjadi Sabtu (21/5) sekira pukul 22:00 WIB. Saat itu, korban sedang tidur lelap di kamar rumahnya. Pada malam itu, pelaku MDP (15) warga desa yang sama, masuk kedalam kamar korban setelah lebih dahulu mencongkel jendela kamar korban.

Berhasil masuk, secara diam-diam, pelaku langsung mendekati korban dan kemudian melucuti pakaian yang dikenakan korban. Dengan paksa, pelaku kemudian berusaha memperkosa korban. Awalnya, korban melakukan perlawanan. Namun MDP,yang disebut-sebut warga sebagai pecandu sabu-sabu dan remaja putus sekolah ini  seperti orang kesetanan memperkosa korban. Korban sempat mencoba berteriak,namun tidak berdaya sebab pelaku  membekab mulut korban dengan tangannya.

Usai  melampiaskan nabsu bejatnya, pelaku melepaskan bekapan tanganya dari mulut korban. Ketika itulah korban langsung berteriak sekeras-kerasnya minta tolong. Jeritan korban di dengan olah abang korban yang tidur di kamar lain. Tanpa menunggu waktu, abangnya bangkit menunju kamar adiknya dan mendobrak pintu kamar tempat tidur adiknya.

Namun ketika abang korban masuk, MDP telah kabur menyelinap di kegelapan malam lari dengan melompat dari jendela. Ketika itu korban masih sempat melihat pelaku lari dengan keadaan telanjang bulat. Sebab pakaian, sendal dan HP miliknya tertinggal didalam kamar korban..

‪Kejadian tersebut langsung menggegerkan warga, dan pada malam itu juga, warga beserta keluarga korban mencoba mencari dimana keberadaan MDP. Namun sayangnya pelaku tidak berhasil ditemukan. Beredar kabar kalau pelaku telah kabur meninggalkan kampung tersebut.

‪Selanjutnya, atas saran dari sejumlah keluarga,  Minggu, (22/5) sekitar pukul 02:00 dinihari, korban pun dibawa ke Polsek Namo Rambe, guna membuat laporan pengaduan. Mirisnya, laporan keluarga korban kurang direspon oleh pihak Polsek Namo Rambe. Pihak Polsek tidak menerima pengaduan korban, dengan alasan Kapolsek Namo Rambe AKP H. Simanjuntak saat itu sedang tidak berada di kantor.

Ironisnya lagi, bukannya menyarankan korban untuk melapor ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA),  namun petugas polisi itu kepada keluarga korban malah menyuruh pihak korban dan pelaku untuk berdamai.

“Laporan kami tidak diterima dengan alasan Kapolsek sedang tidak berada di Mapolsek. Salah satu petugas kemudian menelpon kepala desa dan menyarankan agar kami berdamai dengan pelaku. Sebenarnya, kalau saja cepat ditanggapi, mungkin pelaku sudah bisa tertangkap”, terang Nahan Sembiring.

Pihak keluarga menduga kalau antara petugas Polsek Namo Rambe dengan pihak keluarga pelaku telah terjadi permainan. Tidak diterimanya laporan pihak korban disengaja agar pelaku dapat melarikan diri.

Mengetahui kalau laporan korban tidak direspon serius oleh Polsek Namo Rambe, hal ini membuat korban frustasi, sebab atas kejadian pemerkosaan itu korban harus menanggung aib keluarga. Sehingga Minggu (23/5) dinihari, korban pun memilih mecoba mengakhiri hidupnya. Dengan  menenggak racun rumput yang sebelumnya telah dipersiapkan did alam kamarnya

Terpisah, Kapolsek Namo Rambe, AKP Hasoloan Simanjuntak saat dikonfirmasi melalui Kanit Reskrim Ipda H. Ginting Rabu, (25/5) membantah pihaknya telah mengabaikan laporan korban. Jika sebelumnya ia mengaku belum  ada menerima laporan korban, kali ini ia mengatakan bahwa pihaknya hanya mencoba mendamaikan korban dengan pelaku. [im-01].

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *