Mutsyuhito Solin Hadiri Undangan Advokasi Intervensi Serentak Percepatan Penurunan Stunting

Inimedan.com-Salak   |  Wakil Bupati Pakpak Bharat, H Mutsyuhito Solin, Dr, M.Pd menghadiri undangan ‘Advokasi Intervensi Serentak Dalam Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten/Kota Se- Provinsi Sumatera Utara Tahun 2024”, di Hotel Santika Premiere Dyandra Medan, pada Senin (03/06/2024).

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara melaksanakan kegiatan ini, guna mewujudkan upaya percepatan penurunan stunting yang mencakup intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif dan berkualitas melalui kerjasama multisektor antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah di tingkat Kota/Kota.

Sekretaris Utama BKKBN RI, Tavip Agus Rayanto mengatakan, perlunya menurunkan angka stunting baru, bukan memperbaiki gizi bayi yang sudah tervonis stunting. Langkah lainnya yang perlu menjadi perhatian adalah memonitor calon pengantin atau pengantin baru, agar mencegah melahirkan bayi stunting.

“Kalau kita fokus membenahi anak stunting kemungkinan normalnya hanya 20%, jadi kita lebih baik fokus pada mencegah lahirnya stunting baru, sembari berupaya mengoreksi bayi stunting. Ini diawali memonitor calon pengantin dan pengantin baru agar tidak melahirkan anak stunting,” ucap Tavip Agus Rayanto dalam sambutannya.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sendiri menargetkan prevalensi stunting 14,5% di tahun 2024, dimana saat ini angka prevalensi stunting Sumatera Utara adalah sebesar 18,9%.

“Ini butuh koordinasi dan kolaborasi, penanganan stunting butuh kerja sama strategis antara pemerintah daerah, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, TPPS Kabupaten/Kota dan stakeholder lainnya,” demikian disampaikan oleh Penjabat Gubernur Sumatera Utara, Hassanudin.

Stunting ini masih menjadi salah satu fokus utama kita, mengingat masih tingginya angka prevalensi stunting di Kabupaten Pakpak Bharat saat ini. Ketepatan intervensi yang dilakukan, harus tepat sasaran agar secara nyata berdampak kepada penurunan stunting. Misalnya, intervensi spesifik seperti suplemen, ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI, jelas Wakil Bupati Pakpak Bharat, H Mutsyuhito Solin, Dr, M.Pd.

Berdasarkan data Survey Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan RI, angka prevalensi stunting Kabupaten Pakpak Bharat berada pada kategori tinggi, yakni sebesar 28,9 persen, peringkat ke-4 dari 33 Kabupaten/Kota se Sumatera Utara.#BABe#

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *