inimedan.com-Labuhanbatu.
Akibat debit hujan yang cukup tinggi jelang akhir tahun 2023, sekira seribuan rumah warga di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara terendam banjir. Banjir yang cukup besar melanda Desa Sei Siarti, Kecamatan Panai Tengah, Kabupaten Labuhanbatu. Akibat tingginya air, transportasi jalur via darat terputus.
“Untuk saat ini jalur transportasi via darat terputus total, warga harus menggunakan alat transportasi jalur air, sampan atau bot,”kata Kepala Desa Sei Siarti Samsul Bahri Nasution. Senin, (01/01/2024) via seluler.
Samsul menyebutkan, banjir yang melanda perumahan warga di desanya saat ini sudah cukup mengkhawatirkan. Sebab, tambahnya, derasnya curah hujan pada bulan Desember tahun 2023 hingga bulan Januari 2024 saat ini masih begitu tinggi. Dampak dari tingginya curah hujan menyebabkan air Sungai Barumun meluap.
“Sungai Barumun merupakan terusan ke Kota Pinang (Labuhanbatu Selatan). Disebabkan di daerah sana selalu hujan di sini pun musim penghujan, akibatnya air sungai Barumun meluap melanda perumahan warga kita,”ujar Samsul.
Samsul menambahkan, banjir hampir melanda ke semua dusun yang ada di desanya, tetapi banjir terparah di Dusun Sei Udang, Dusun Sei Pinang, Dusun Sei Rambe dan Dusun Tangkahan Mayor.
“Di 4 dusun itu yang terparah, ketinggian air sudah mencapai 1 meter lebih. Sebagian warga sudah ada yang mengungsi, tetapi saya belum dapat data dari kepala dusun berapa jumlah warga yang sudah mengungsi,”terangnya.
Disoal, apakah sudah ada tim dari BPBD bekerja sama dengan tim medis membuat posko bantuan di desanya, Samsul mengatakan, hingga saat ini belum ada tim dari Pemkab Labuhanbatu yang mendirikan posko bantuan terhadap korban banjir.
“Saya sudah buat laporan ke kecamatan atas kondisi warga di desa kami saat ini, kalau dari Pemkab Labuhanbatu belum ada menurunkan tim dari BPBD mendirikan posko untuk bantuan obat – obatan dan lainnya,”paparnya.
Selain Kecamatan Panai Tengah, banjir besar juga melanda beberapa desa di Kecamatan Bilah Hilir yang dikenal dengan sebutan kota Gamak. Ratusan rumah warga pun terendam banjir.
Dari 11 desa 2 kelurahan di Kecamatan Bilah Hilir, banjir terbesar melanda di Desa Negeri Lama Seberang yang dihimpit benteng – benteng perusahan perkebunan kelapa sawit PT Socfindo, PT Sinar Pendawa dan PT Sembada Sennah Maju.
Kepala Desa Negeri Lama Seberang Suparno, A,Md dihubungi awak media ini via seluler mengatakan, kondisi banjir cukup besar dan ada kemungkinan banjir akan semakin besar akibat masih tingginya curah hujan.
“Di desa kami ada 9 dusun, kesemuanya dilanda banjir. Jalur transportasi darat pun terputus. Ketinggian air di jalan protokol desa sudah mencapai 1 pinggang orang dewasa. Dalam kantor kepala desa juga sudah digenangi banjir,”ungkap Suparno.
Menurut Fikri warga setempat, banjir di Desa Negeri Lama Seberang selalu lambat surut akibat tingginya benteng – benteng perusahan yang berbatas dengan desa.
“Kalau benteng dijebol, baru banjir cepat surut. Perusahan jaga assetnya, tetapi perusahaan tidak memikirkan dampak terhadap masyarakat yang ada di sekitarnya,”cetus Fikri.
Hasil pantauan awak media ini di lapangan, di Kecamatan Bilah Hilir banjir juga melanda pemukiman warga Desa Kampung Bilah, Kelurahan Negeri Baru dan Kelurahan Negeri Lama.
Terpisah, Sekretaris Persatuan Aktivis Wartawan Pantai Timur Labuhanbatu Abdul Hasyim M,Th, meminta Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu agar cepat tanggap dan sigap atas bencana alam tersebut.
“Bupati kita harapkan segera menurunkan tim dari BPBD untuk membuat posko bantuan di lokasi yang dilanda banjir. Jangan tunggu ada korban baru bertindak,”tegas Hasyim.
Camat Bilah Hilir Ridwan Syahputra Harahap SE, S,Sos dikonfirmasi via seluler bisa terhubung. Dihubungi lewat WhatsApp messenger App, apa tindakan kecamatan dan Pemkab Labuhanbatu soal banjir yang melanda daerah itu belum memberikan balasan. #Jok#.