Wagubsu Ajak Siswa Teladani RA Kartini

Inimedan.com.
Sosok Raden Ajeng Kartini merupakan perempuan yang sangat menginspirasi. Upayanya yang keras untuk memberantas kebodohan dan kemauannya yang tinggi untuk terus belajar harusnya dapat dijadikan contoh bagi generasi muda.
Harapan itu disampaikan Wagubsu, Dr Hj Nurhajizah Marpaung, SH, MH saat menjadi pembina upacara Peringatan Hari Kartini ke-140 Sumut yang digelar di SMP Negeri 1 Medan, Sabtu (21/4).
“Anak-anakku mari kita contoh perjuangan Ibu RA Kartini yang terus belajar, jangan pernah menyerah untuk terus belajar agar ke depannya sebagai generasi penerus dapat membangun nusa dan bangsa,” ujar Wagubsu.
Dalam kesempatan itu, Nurhajizah juga memberikan pesan kepada siswa agar dapat memerangi narkoba, anti pornografi juga anti kekerasan. Dengan begitu diharapkannya siswa dapat membangun sumber daya manusia dengan pendidikan yang berkualitas.
Lebih lanjut, Nurhajizah juga memaparkan tentang perjuangan RA Kartini. Dikatakannya, Kartini dilahirkan di Jepara tepatnya tanggal 21 April 1879. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan pribumi, dilahirkan dari kalangan priyayi dan diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Disinilah Kartini belajar Bahasa Belanda, namun setelah menginjak usia 12 tahun, dia harus tinggal di rumah karena sudah dipingit.
Meski berada dalam keadaan dipingit, RA Kartini tak patah arang. Dirinya tetap melakukan korespondensi dengan teman-temannya yang berasal dari Belanda. Salah satu temannya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya dari buku, koran dan majalah Eropa, dari sinilah Kartini tertarik dengan kemajuan berpikir perempuan Eropa. Sehingga timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi. Kemudian dia mendirikan sekolah wanita yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka Sekolah Kartini (Kartini School) tahun 1918.
“Di masa itu ibu RA Kartini berjuang untuk emansipasi perempuan, sehingga tidak ada lagi beda antara laki-laki dan perempuan. Pemikiran Kartini untuk memajukan kaumnya ini pun dibukukan oleh Balai Pustaka dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang tahun 1922,” kata Nurhajizah.
Selain itu, lanjut dia, surat-surat Kartini juga diterbitkan sehingga menjadi perhatian masyarakat Belanda, pemikirannya pun mengubah pandangan masayarakat Belanda terhadap perempuan pribumi. “Surat-surat RA Kartini juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional di antaranya WR Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini. Lagu ini sangat populer dan menggambarkan inti perjuangan perempuan untuk merdeka,” terangnya.
Berkat perjuangan RA Kartini ini pulalah, kata Wagubsu, kini emansipasi perempuan dapat diwujudkan, perempuan bebas bersekolah dan mengecap pendidikan yang tinggi. Untuk itulah, sekali lagi diharapkannya siswa dapat terus belajar dan pantang menyerah oleh kondisi apapun.
Turut hadir dalam kesempatan itu, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Medan, para guru dan siswa SMP Negeri 1 Medan.Selain bertindak sebagai Pembina upacara, Wagubsu juga turut berinteraksi langsung bersama siswa dengan memberikan berbagai kuis yang dijawab siswa dengan sangat antusias. [di]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *