Hari Ibu, Perempuan Jangan ‘Murahan’

INIMEDAN – Perempuan sepatutnya harus lebih menghargai diri sendiri. Itu karena saat ini banyak perempuan bersikap ‘murahan’.

“Banyak wanita kurang menghargai diri sendiri, contohnya banyak remaja wanita yang hamil di luar nikah, maraknya pornografi dan PSK (pekerja seks komersial). Harga diri itu lebih mahal dari segala-galanya,” ungkap pengusaha Vivi Sumanti di Jakarta, Selasa (22/12/2015), seperti dikutip dari inilah.com.

Bacaan Lainnya

Ia menjelaskan itu terkait Hari Ibu secara nasional. “Bagi saya, Hari Ibu artinya kesetaraan gender. Jadi kemajuan Indonesia tidak lepas dari peran wanita. Adanya anggota KPK yang perempuan itu sebagai bukti bahwa wanita punya kemampuan ikut memajukan Indonesia,” ujar dia.

Di tempat lain, pemerhati perempuan dan anak, Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan, pemerintah perlu memberikan akses seluas-luasnya pada perempuan. Itu guna peningkatan kualitas perempuan di bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan sosial-politik.

“Hal itu merupakan pilar dasar untuk kemajuan bangsa yang ramah perempuan dan anak,” ujar Giwo.

Ia menjelaskan ibu adalah poros utama dalam siklus kehidupan manusia. Oleh karenanya, papar dia, peringatan Hari Ibu harus jadi momentum untuk merevitalisasi pemahaman terhadap peringatan Hari Ibu yang selama ini terasa terlalu dangkal makna dan sekedar rutinitas tahunan.

“Sudah saatnya peringatan hari ibu bukan lagi sekadar mencium pipi ibu, mengajak makan bersama, memeluk, memberi bunga, dan lainnya,” terangnya.

Banyaknya kasus yang menimpa kaum perempuan seperti pelecehan, pemelemahan akses dan partisipasi perempuan, maupun pelemahan ekonomi perempuan. “Peringatan hari ibu ini harus kita jadikan sebagai ruang penyadaran bagi kita semua bahwa perlakuan buruk terhadap kaum ibu dan perempuan adalah penghinaan,” katanya.

“Oleh karena itu, perlu dilakukan revitalisasi terutama kepada kaum laki-laki karena ibu atau perempuan adalah muara asal usul manusia. Ibu atau perempuan secara kodrati ditakdirkan sebagai makhluk yang melahirkan generasi manusia, generasi penerus keluarga dan bangsa. Peringatan Hari Ibu harus menjadi momentum gerakan bersama meningkatkan kualitas dan pencegahan kekerasan terhadap kaum perempuan di berbagai bidang kehidupan,” imbuhnya.

Ia juga mengimbau legislatif perlu mengambil peran memaksimalkan perlindungan perempuan termasuk maraknya kasus kejahatan seksual terhadap perempuan yang hingga kini masih menjadi masalah serius.

“Pemerintah daerah perlu melakukan langkah segera menginisiasi kebijakan pemberdayaan keluarga agar menghasilkan bibit generasi unggul dan visioner pada masa yang akan datang,” pungkasnya. [IC]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *