INIMEDAN – Teror bom yang terjadi di Jakarta, Kamis (14/1/2016) diperkirakan baru sebagai ancaman awal kelompok teroris. Diperhitungkan masih akan ada teror lain, di kota-kota lain selain Jakarta. Termasuk Medan?
Pengamat intelijen Wawan Purwanto mengatakan, pola operasional teroris umumnya bersifat pengulangan terhadap daerah-daerah yang pernah mereka serang atau tempati.
“Di mana saja aksi teroris di dunia, umumnya lebih banyak menggunakan teori recycle of story. Mereka akan beraksi kembali di daerah-daerah yang pernah diserang,” kata Wawan, di Jakarta, kemarin.
Hal itu dilakukan karena kelompok teroris sudah memiliki data sangat detail tentang daerah tersebut. “Mapping area yang sangat valid. Sementara publik logika menyatakan tak mungkin teroris kembali ke daerah yang pernah mereka serang,” ungkap Wawan.
Wawan mencontohkan, pertama kali aksi teror itu terjadi di Jakarta. Setelah itu, pindah ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Palembang, Medan, Aceh dan Poso, NTB dan kembali ke Jakarta lagi.
“Oleh karena itu kita tidak boleh lengah, sebab mereka mencari celah. Pada akhir tahun 2015 tercatat ada sekitar 46 calon pengantin. Katakan dalam peristiwa Sarinah ini dilumpuhkan lima. Berarti ada 41 calon pengantin lagi yang siap menjalankan tugasnya,” imbuh Wawan
Menyahuti kemungkinan tersebut, Polresta Medan telah meningkatkan pengamanan dengan memperketat penjagaan di sejumlah obyek vital di kota ini.
Seperti dikatakan Kapolresta Medan, Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, kemarin, pihaknya menambah kekuatan personel. Di beberapa objek vital pengamanan lebih diperketat, seperti pusat perbelanjaan, kantor konsulat negara sahabat, dan markas kepolisian.
“Personel yang dilibatkan terdiri dari 2.000 orang, di antaranya dari atuan Sat Sabhara Polresta Medan, Sat Reskrim Polresta Medan, Sat Intel Polresta Medan, Sat Lantas Polresta Medan dibantu Polda Sumut dan personel Brimob,” katanya. [MUL]