Pekerja Instalasi Listrik Rangkap “Tukang Pikul” Ganja Ditangkap

INIMEDAN-

Meskipun sudah memiliki sumber keuangan tetap sebagai pekerja instalasi listrik, ternyata tidak membuat Sahrial (33) bersyukur dan puas, ia malah mencari mata pencarian sampingan menjadi “Tukang Pikul” ganja. Akhirnya nasib apes-pun tiba, ketika ia ketangkap oleh petugas karena memiliki sebanyak 125 amplop ganja.

Petugas Sat Sabhara Polresta Medan meringkus  petugas instalasi listrik warga Jalan Nuri, Pasar 7 Tembung itu, ketika akan menjemput “Memikul” daun ganja kering, Rabu (20/4) malam. Dari tersangka ini, petugas menyita 125 amplop ganja siap edar.

Setelah dilakukan pengembangan, petugas  juga berhasil menangkap tiga tersangka lagi yang kerap membeli ganja  kepada Sahrial. Ketiganya, Herianto (38), warga Jalan Nuri I, Mandala, Abdilah Hakim (38) warga Jalan Nuri V, Mandala dan Hendrik Leorensus (43) warga Jalan Elang IV, Mandala, Medan.

Untuk pemeriksaan lebih lanjut, ke-empat tersangka berikut barang bukti diboyong ke Mapolresta Medan.

“Tersangka Sharial  kita tangkap saat mengambil 125 amplop ganja kering yang rencananya akan ia edarkan di kawasan Jalan Nuri. Selanjutnya  kita  melakukan pengembangan dan berhasil menangkap tiga orang lainnya,” ucap Kasat sabhara Polresta Medan, Kompol Siswandi.

Dijelaskannya, penangkapan terhadap Sahrial bermula  saat petugas melakukan razia bandit jalanan di kawasan Jalan Nuri. Saat itu petugas melihat Sahrial dengan gerak mencurigan.  Pas diperiksa, ternyata kecurigaan petugas pun tidak meleset. Pasalnya, di dalam plastik berwarna putih yang dibawa tersangka  ditemukan ganja kering siap edar.

Selain 125 ampol ganja, polisi juga menyita barang bukti lain seperti uang hasil penjualan ganja sebesar Rp 272 ribu, 1 unit handpone, dan 1 buah dompet berwarna hitam.  “Ke-empat tersangka masih dalam pemeriksaan.  Selanjutnya kasus narkoba ini nantinya kita serahkan ke Sat Narkoba Polresta Medan,” terang Siswandi.

Dalam pemeriksaan, tersangka  Sahrial mengaku,  kalau bisnis haram itu sudah ia jalankan  sejak dua tahun lalu. Sahrial beralibi kalau uang yang ia dapat sebagai pekerja listrik tidak mencukupi.  “Uangnya buat nambah  beli susu anak kedua bang, saya masang listrik kalau dipanggil orang saja,” katanya.

Sedangkan ganja ia dapat dari seseoang dengan cara diantarkan.”Ada yang ngantarkan bang, setelah itu baru saya jual, harga 1 amplop Rp 10 ribu, per amplopnya saya dapat Rp 2,5 ribu,” bebernya.[im-01]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *