Pengamanan Polresta Medan Lemah Penyebab Bentrok OKP

INIMEDAN – Meledaknya bentrok dua organisasi kepemudaan (OKP) di Kota Medan dinilai bukti lamban dan lemahnya penanganan dan pengamanan dilakukan pihak keamanan khususnya Polresta Medan. Sebab jika kepolisian mampu mendeteksi betrok tersebut secara dini, maka diyakini bentrokan tidak akan meluas dan jatuhnya korban jiwa.

“Kita prihatin atas terjadinya bentrok dua OKP besar di Kota Medan ini.Ini adalah bukti betapa lambat dan lemahnya sistem penanganan dan pengamanan dijalankan Polresta Kota Medan. Mana kinerja pihak intel, kok bisa-bisanya insident ini terjadi hingga meluas dan menimbulkan korban jiwa,”sebut Ketua Umum Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Medan, Welly Susanto dalam siaran persnya di Medan, Minggu (31/1/2016).

Bacaan Lainnya

Untuk itu, IMM menilai terjadinya bentrokan dua OKP besar tersebut juga sebagai bukti pihak keamanan dan kepolisian sendiri telah kecolongan. “Sebab begitu ramainya Kota Medan, bisa bisanya terjadi pembakaran dan pengrusakan terhadap salah satu kantor organisasi besar kepemudaan, dimana sempat memakan durasi yang cukup lama baru pihak kepolisian itu sendiri hadir di lokasi kejadian. Sehingga kita mempertanyakan, pakah dari pihak kepolisian sendiri tidak ada antisipasi terlebih dahulu atas bentrokan tersebut,”kata Welly Susanto.

Maka dari itu, Welly berharap kepada pihak kemanan khususnya kepolisian agar menjadikan insiden bentrok dua OKP tersebut sebagai pelajaran penting dalam mengatasi insiden atau bentrokan OKP.” Seharusnya aparat kepolisian belajar dari kejadian sebelumnya, sehingga tindakan yang diberikan tidak saat persoalan baru terjadi,”sebutnya.

Dia berharap Polresta Medan membuat inisiatip dengan meningkatkan kinerja dan intelegentnya hingga menambahkan personilnya di setiap daerah rawan yang ada di Kota Medan. Untuk itu, Welly juga menyoroti seputar jumlah personil kepolisian yang bekerja di lapangan.

“Tercatat di kementrian dalam negeri (Kemendagri) dan Disdukcapil menyebutkan, jumlah warga kota Medan hari ini sebanyak 2.763.632 jiwa ini tentunya tidak sebanding dengan jumlah personil kepolisian yang ada di Kota Medan. Sehingga mungkin bisa dikatakan hanya kurang lebih sebanyak 6.000 personil, dengan demikian jika dibagikan antara 2.763.632 dengan 6.000 berarti 1 personil Polisi harus menjaga sebanyak 460 warga Kota Medan,”sebutnya.

Sehingga, lanjut Welly, jelas saja bentrokan antar dua OKP di Kota Medan tersebut bisa terjadi.”Saya menyampaikan kritikan ini sebagai bentuk kepedulian dan perhatian saya terhadap keamanan di Kota Medan dan pihak instisusi Polri itu sendiri, dalam memberikan rasa bagi masyarakatnya khususnya generasi muda,”katanya. [MUL]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *