RDP DPRD Medan Soal Pasar Kemiri Ricuh

INIMEDAN – Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi C DPRD Medan bersama pedagang Pasar Kemiri, PD Pasar, Biro Perekonomian Pemko Medan dan pemborong yang digelar di ruang Banggar DPRD Medan, berujung ricuh.

Rapat membahas persoalan yang dihadapi para pedagang di Pasar Kemiri. Yakni soal keputusan sepihak yang dilakukan pemborong yang meminta uang Rp17,5 juta untuk renovasi kios.

Bacaan Lainnya

Antara pedagang dan pemborong, Dirut PD Pasar Benny Sihotang dan Kabag Administrasi Perekonomian Setda Kota Medan Dahnar Siregar, terlibat kericuhan. Bahkan perselisihan antara Benny dan Dahnar itu berlanjut ke luar rapat.

Rapat yang dipimpin Ketua Komisi C Anton Panggabean jadi berubah tegang ketika Dirut PD Pasar Benny Sihotang menyampaikan ketidaktahuannya terkait persoalan yang dihadapi para pedagang di Pasar Kemiri. Benny mengaku selama ini tidak pernah menerima keluhan dari para pedagang terkait renovasi lapak. Apalagi pihaknya hanya melakukan peninggian lantai lapak, bukan renovasi kios.

Benny juga mengaku tidak tahu soal kebijakan pemborong yang mewajibkan pedagang membayar Rp17,5 juta untuk renovasi kios, seperti untuk perbaikan meja. Menurut Benny, setiap renovasi pasar harus ada persetujuan dari pihaknya, setelah dimohonkan pedagang.

Perwakilan pedagang Zeti Darmauli membantah ucapan Benny tersebut. Dia mengaku sejak mereka mengalami persoalan lumpur yang memaksa mereka tidak bisa berjualan selama dua minggu, pedagang sudah mendatangi kantor PD Pasar. Hanya saja saat itu tidak bertemu dengan Dirut PD Pasar maupun pejabat lain.

“Jangankan bapak, kepala pasar kami saja tidak berani menjumpai kami. Terlantar kami di sana. Jadi jangan bapak bilang kami tidak melapor,” ketus Zeti.

Selain persoalan lumpur, pedagang resah dengan keputusan sepihak yang dilakukan pemborong yang meminta uang Rp17,5 juta untuk renovasi kios. Selain tidak pernah dimohonkan pedagang, mereka juga tidak pernah mendapat sepucuk surat pun dari PD Pasar.

“Makanya kami tidak mau. Setahu kami, kalaupun ada renovasi pasti ada rapat dengan PD Pasar, termasuk untuk menetukan biaya renovasi,” katanya.

Diungkapkan, pedagang juga mendapat teror dan ditakut-takuti tidak boleh berjualan lagi jika tidak membayar.

Mendengar laporan tersebut, pimpinan rapat Anton Panggabean langsung mempertanyakan. “Apa benar ada yang meneror. Apa dia ada hadir di sini,” tanya Anton.

Zuraida, pedagang lain menyebut ada. “Ada Pak di sini, orang-orang pemborong,” serunya, dan mendapat reaksi Efin Romulo Naibaho yang mengaku sebagai tukang bukannya pemborong.

Tidak hanya perdebatan antara pedagang dan pemborong, ketegangan juga terjadi saat Benny Sihotang menyinggung soal pemborong yang merupakan sekretarisnya di Satgas Inti IPK Medan. Pernyataan ini ini langsung mendapat reaksi dari Anton Panggabean, yang langsung meminta Benny tidak membawa-bawa organisasi didalam rapat itu karena tidak ada hubungannya.

Ketegangan berlanjut saat Kabag Perekonomian Dahnar Siregar menyatakan bahwa seharusnya PD Pasar melaporkan kepada Badan Pengawas terkait adanya renovasi kios, seperti pengaku para pedagang. Benny merasa tersinggung dengan ucapan Dahnar.

“Apa yang mau kami laporkan ke dewan pengawas, Bapak Dahnar yang terhormat. Orang kami tidak pernah mengeluarkan izin renovasi di luar peninggian lantai kios. Janganlah saya seakan dipersalahkan soal ini. Saya sebenarnya dilematis duduk di sini, karena di sebelah saya ini adalah Sekjen saya di Satgas Inti IPK Medan,” kata Benny menunjuk pemborong.

Ketegangan antara Benny dengan Danhar berlanjut hingga rapat usai. Bahkan salah seorang pedagang, Zuraida, terlibat adu mulut dengan Efin Romulo Naibaho hingga pedagang buah itu menangis histeris.

Sementara Dahnar kucing-kucingan dengan Benny. Benny terlihat marah dan mencari-cari Dahnar yang bersembunyi di salah satu ruangan DPRD Medan. Karena tak berjumpa, Benny memerintahkan anggotanya mencari Dahnar.
Setelah diuber, akhirnya Dahnar ditemukan di ruangan Keuangan. “Yang melantik aku bukan ente, tapi walikota. Dipecat pun aku nanti masih ada lahan,” ucap Benny kepada Danhar.

Sementara Dahnar menjelasakan, tidak ada niatnya memojokan Benny di dalam rapat. “Tidak ada niatku seperti itu, hanya kesalahanpahaman. Saya malah mau membela Adinda tadi,” ujarnya kepada Benny. [MUL]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *